Penyusunan Soal HOTS dan Langkah-Langkahnya

Penyusunan soal HOTS, penulis soal dituntut dapat menentukan kompetensi yang hendak diukur dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar pertanyaan. Pertanyaan tersebut disertai stimulus yang tepat dalam konteks tertentu sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Selain itu, materi dengan penalaran tinggi yang akan ditanyakan, tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh karena itu, dalam penyusunan soal HOTS dibutuhkan penguasaan materi ajar, keterampilan dalam menulis soal (konstruksi soal), dan kreativitas guru dalam memilih stimulus soal sesuai dengan situasi dan kondisi daerah di sekitar satuan pendidikan.

Berikut langkah-langkah penyusunan soal HOTS:

Menganalisis KD

Analisis KD diawali dengan menentukan KD yang terdapat pada Permendikbud no. 37 tahun 2018. Selanjutnya, KD yang sudah ditentukan dianalisis berdasarkan tingkat kognitifnya. Tidak semua KD yang terdapat pada Permendikbud no. 37 tahun 2018 berada dalam tingkat kognitif yang sama. Kompetensi dasar yang berada pada tingkat kognitif C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mengkreasi) dapat disusun soal HOTS. Kompetensi yang berada pada tingkat kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), dan C3 (menerapkan) tidak dapat langsung disusun soal HOTS. KD tersebut dapat disusun soal HOTS, bila sebelumnya dirumuskan terlebih dahulu IPK pengayaan dengan tingkat kognitif C4, C5, dan C6. Guru-guru secara mandiri atau melalui forum KKG/MGMP dapat melakukan analisis KD yang dapat disusun menjadi soal-soal HOTS.

Contoh menganalisis KD pada jenjang SMP:

KD yang akan diukur.

3.5 Menganalisis sistem pencernaan pada manusia dan memahami gangguan yang berhubungan dengan sistem pencernaan, serta Upaya menjaga kesehatan sistem pencernaan.

Analisis tingkat kognitif KD yang akan diukur.

3.5 Menganalisis sistem pencernaan pada manusia dan memahami gangguan yang berhubungan dengan sistem pencernaan, serta Upaya menjaga kesehatan sistem pencernaan.

Kata kerja “menganalisis” dalam konteks pada KD 3.5 berada pada tingkat kognitif C4 (menganalisis) atau pada level 3 (C4). Kata kerja “memahami” dalam konteks pada KD 3.5 berada pada tingkat kognitif C2 (memahami) atau pada level 1 (C2).

Perumusan IPK.

Rumusan IPK yang dapat dikembangkan yaitu:

IPK pendukung:
3.5.1 Mengidentifikasi jenis-jenis zat makanan yang dibutuhkan oleh manusia.
3.5.2 Menjelaskan fungsi jenis-jenis zat makanan bagi manusia.
3.5.3 Mengidentifikasi kandungan zat makanan pada makanan.
3.5.4 Mengidentifikasi organ-organ sistem pencernaan pada manusia.
3.5.5 Menjelaskan proses pencernaan pada manusia.
3.5.6 Menentukan fungsi organ-organ sistem pencernaan pada proses pencernaan pada manusia.

IPK kunci:
3.5.7 Menganalisis proses dan hasil pencernaan secara mekanik pada manusia.
3.5.8 Menganalisis proses dan hasil pencernaan secara kimiawi pada manusia
3.5.9 Menjelaskan gangguan yang berhubungan dengan sistem pencernaan manusia.
3.5.10 Menjelaskan upaya dalam memelihara kesehatan sistem pencernaan manusia.

IPK pengayaan:
3.5.11 Menyimpulkan keberkaitan antara struktur pencernaan makanan dan kebutuhan tekstur makanan untuk usia yang berbeda.

IPK kunci merupakan target kompetensi dasar yang harus dapat tercapai sebagai standar minimal kompetensi yang dicapai.
IPK kunci pada KD 3.5 sudah dapat langsung dibuat soal HOTS karena sudah berada dalam level 3 (C4) (untuk IPK 3.5.7 dan IPK 3.5.8).
Hal penting yang harus diperhatikan yaitu bila hasil analisis KD yang akan diukur berada pada ranah kognitif C1, C2, atau C3, maka jika akan Menyusun soal HOTS, wajib terlebih dahulu merumuskan IPK pengayaan. IPK pengayaan yang disusun mulai dari 1 tingkat kognitif dari tingkat kognitif KD.

Menyusun kisi-kisi soal

Kisi-kisi penyusunan soal digunakan guru untuk menyusun soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut memandu guru dalam:
a. memilih KD yang dapat dibuat soal HOTS;
b. menentukan lingkup materi dan materi yang terkait dengan KD yang akan diuji;
c. merumuskan indikator soal;
d. menentukan nomor soal;
e. menentukan level kognitif (L1 untuk tingkat kognitif C1 dan C2, L2 untuk tingkat C3, dan L3 untuk tingkat kognitif C4, C5, dan C6); dan
f. Menentukan bentuk soal yang akan digunakan.

Memilih stimulus yang tepat dan kontekstual

Stimulus yang digunakan harus tepat, artinya mendorong peserta didik untuk mencermati soal. Umumnya baru dan belum pernah dibaca oleh peserta didik. Stimulus kontekstual dimaksudkan stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong peserta didik untuk membaca. Dalam konteks Ujian Sekolah, guru dapat memilih stimulus dari lingkungan sekolah atau daerah setempat.

Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal

Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS. Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir.

Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban

Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban. Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian. Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat.

Mungkin Anda juga menyukai