Penyusunan Pedoman Penskoran

Penyusunan pedoman penskoran merujuk pada proses mengembangkan kriteria dan skala penilaian yang akan digunakan untuk menilai atau memberikan skor pada suatu karya, tugas, ujian, atau evaluasi lainnya. Tujuan dari penyusunan pedoman penskoran adalah untuk memastikan bahwa penilaian dilakukan secara konsisten, obyektif, dan adil.

Pedoman Penskoran adalah panduan atau petunjuk yang menjelaskan tentang:

  1. Batasan atau kata-kata kunci untuk melakukan penyekoran terhadap soal-soal bentuk uraian objektif.
  2. Kriteria-kriteria jawaban yang digunakan untuk melakukan penyekoran terhadap soal-soal uraian non-objektif.

Teknik membuat pedoman penskoran untuk soal uraian objektif adalah sebagai berikut:

  1. Tuliskan semua jawaban benar atau kata kunci jawaban dengan jelas untuk setiap nomor soal.
  2. Setiap kata kunci diberi skor 1 (satu).
  3. Apabila suatu pertanyaan mempunyai beberapa subpertanyaan, rincilah kata kunci dari jawaban soal tersebut menjadi beberapa kata kunci subjawaban. Kata-kata kunci ini dibuatkan skornya (masing-masing 1).
  4. Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal. Jumlah skor ini disebut skor maksimum dari satu soal.

Teknik membuat pedoman penskoran untuk soal uraian non-objektif sebagai berikut:

  1. Tuliskan kriteria jawaban untuk dijadikan pedoman dalam memberi skor. Kriteria jawaban disusun sedemikian rupa sehingga pendapat/pandangan pribadi peserta didik yang berbeda dapat diskor menurut uraian jawabannya.
  2. Tetapkan rentang skor untuk tiap kriteria jawaban.
    a. Rentang skor terendah = 0 (nol), sedangkan rentang skor tertinggi ditentukan berdasarkan keadaan jawaban yang dituntut oleh soal. Semakin kompleks jawaban, rentang skor semakin besar.
    b. Untuk memudahkan penskoran, setiap rentang skor diberi rincian berdasarkan kualitas jawaban, misalnya untuk rentang skor 0 – 3: jawaban tidak sesuai dengan kriteria = 0, sebagian kecil sesuai dengan kriteria = 1, sebagian besar sesuai dengan kriteria = 2, hampir seluruhnya sesuai dengan kriteria = 3.
  3. Jumlahkan skor tertinggi dari tiap-tiap rentang skor yang telah ditetapkan. Jumlah skor dari beberapa kriteria ini disebut skor maksimum dari satu soal.

Prosedur Penskoran pada Soal Uraian:

Pemberian skor sebaiknya dilakukan per nomor soal yang sama untuk semua jawaban peserta didik agar konsistensi dalam penskoran dan skor yang dihasilkan adil.

Pemberian skor pada soal uraian objektif:

  1. Periksalah jawaban dan cocokkan dengan pedoman penskoran.
  2. Setiap jawaban yang sesuai dengan kunci diberi skor 1, sedangkan yang tidak sesuai diberi skor 0. Tidak ada skor selain 0 dan 1.

Pemberian skor pada soal uraian non-objektif:

  1. Periksalah jawaban dan cocokkan dengan pedoman penskoran.
  2. Pemberian skor disesuaikan antara kualitas jawaban dan kriteria jawaban.

Hitunglah jumlah skor perolehan peserta didik pada setiap nomor butir soal.

Telaah dan Revisi

Soal Penelaahan soal merupakan pengujian mutu butir soal secara kualitatif yang bertujuan untuk memastikan setiap butir soal telah memenuhi kaidah dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Penelaahan soal dilakukan oleh ahli materi dan ahli konstruksi.

Dari hasil telaah, soal-soal tersebut dapat diklasifikasikan menjadi (1) Soal diterima, jika sesuai dengan kaidah penulisan soal, (2) Soal direvisi, jika hanya memenuhi sebagian kaidah penulisan soal, dan (3) Soal ditolak, jika tidak sesuai dengan indikator.

sumber: https://pusmendik.kemdikbud.go.id/download/file-12

Mungkin Anda juga menyukai