Pengembangan Asesmen Projek Profil Pelajar

Pengembangan asesmen projek umumnya dilakukan dengan mengikuti beberapa tahap dalam pelaksanaannya yang meliputi, perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan data, dan penyajian data atau presentasi. Pada tahap pelaksanaan siswa dituntut untuk merumuskan pokok permasalahan yang nantinya akan diteliti atau diamati.

Asesmen projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah suatu bentuk penilaian atau evaluasi yang dilakukan terhadap profil siswa atau peserta didik dalam hal pemahaman, pengamalan, dan penguasaan nilai-nilai Pancasila serta sikap-sikap yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Asesmen ini dilakukan melalui suatu proyek yang mencakup berbagai macam kegiatan, seperti penulisan esai, presentasi, diskusi, simulasi, maupun tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tema-tema Pancasila.
Dalam asesmen proyek penguatan profil pelajar Pancasila, guru atau evaluator akan memberikan penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, serta menilai sikap dan perilaku siswa yang mencerminkan nilai-nilai tersebut. Tujuan dari asesmen proyek ini adalah untuk mengukur sejauh mana siswa mampu menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Asesmen merupakan bagian penting dari pembelajaran dalam projek profil. Oleh karena itu dalam merencanakan projek profil, termasuk dalam menyusun modul projek profil, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang asesmen projek profil:

  • Pertimbangkan keberagaman kondisi peserta didik dan sesuaikan metode asesmen. Tidak semua jenis asesmen cocok untuk semua kegiatan dan individu peserta didik. Asesmen yang beragam dapat membantu pendidik dan peserta didik merasakan pembelajaran yang berbeda. Gunakan pertanyaan ini untuk memandu pembuatan asesmen:
    • Apa dan bagaimana tingkat kemampuan peserta didik? Apakah sesuai dengan fase pencapaian elemen dan subelemen profil?
    • Berapa jumlah peserta didik yang terlibat dalam projek profil?
    • Seberapa besar perbedaan kompetensi peserta didik?
    • Bagaimana tingkat keberagaman budaya, sosial, dan ekonomi peserta didik? Apakah keberagaman itu bisa menjadi hambatan pembelajaran peserta didik dalam projek profil?
  • Pertimbangkan tujuan pencapaian projek profil dan membuat asesmen yang bukan hanya berfokus pada produk pembelajaran, tetapi berfokus pada dimensi, elemen, dan subelemen profil pelajar Pancasila yang disasar
  • Pembuatan indikator perkembangan subelemen antarfase di awal projek. Indikator perkembangan subelemen berguna untuk mengetahui kemajuan pencapaian tujuan projek.
  • Bangun keterkaitan antara asesmen formatif (awal dan sepanjang projek profil) dan sumatif. Hasil dari asesmen formatif di awal projek profil dapat dipakai untuk memetakan kekuatan dan kelemahan peserta didik sebagai acuan tim fasilitator projek profil dalam menentukan indikator performa peserta didik ketika merancang asesmen formatif dan sumatif. Asesmen formatif yang disusun dengan memperhatikan tugas sumatif dapat menurunkan beban kerja peserta didik dan memperjelas relevansi tugas formatif. Misalnya, di projek profil “Sampahku, Tanggung jawabku”, asesmen akhir berupa kegiatan menarik seperti pameran, poster, atau aksi yang merupakan puncak dari proses pembelajaran melalui projek profil. Karena pembuatan poster adalah kegiatan yang cukup berat, peserta didik sudah dipersiapkan sebelumnya dengan kegiatan formatif dimana peserta didik mendapatkan umpan balik mengenai poster dan presentasinya.
  • Jelaskan tujuan asesmen dan libatkan peserta didik dalam proses asesmen. Misalnya, peserta didik dapat memilih topik yang akan dinilai, metode asesmen (tertulis/ tidak tertulis, presentasi/pembuatan poster), dan pengembangan rubrik. Pendidik juga dapat membimbing peserta didik dalam menggunakan rubrik/kriteria penilaian agar peserta didik merasa terlibat dalam mengelola dan menilai proses pembelajaran mereka sendiri.

Mungkin Anda juga menyukai