Sifat Koligatif Larutan

Sifat koligatif larutan adalah sifat suatu larutan yang hanya ditentukan oleh jumlah partikel (konsentrasi) zat terlarut dan tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut. Ada empat macam sifat koligatif larutan, yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.

Berdasarkan daya hantar listrik, larutan dibagi menjadi larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit.

  1. Larutan Elektrolit
    Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik karena adanya ion-ion dalam larutan (ion positif dan ion negatif) yang berasal dari zat elektrolit dalam larutan yang mengalami ionisasi.
  2. Larutan Nonelektrolit
    Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik karena larutan nonelektrolit tidak dapat terionisasi.

Oleh karena larutan elektrolit mengalami ionisasi sedangkan larutan nonelektrolit tidak mengalami ionisasi, maka jumlah partikel dalam larutan elektrolit berbeda dengan jumlah partikel dalam larutan nonelektrolit. Perbedaan jumlah partikel itu menyebabkan sifat koligatif larutan elektrolit dan nonelektrolit berbeda.

Sifat koligatif larutan merujuk pada perubahan sifat fisika larutan, seperti tekanan uap, penurunan titik beku, peningkatan titik didih, dan tekanan osmosis, sebagai akibat dari adanya zat terlarut dalam pelarut. Mari kita telaah empat sifat koligatif utama ini.

Penurunan Titik Beku (Freezing point depression)

Ketika zat terlarut dilarutkan dalam pelarut, titik beku larutan akan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi antara zat terlarut dan pelarut yang mengganggu pembentukan struktur kristal pada titik beku pelarut murni. Penurunan titik beku ini proporsional terhadap jumlah partikel zat terlarut dalam larutan, bukan tergantung pada jenis zat terlarut itu sendiri.

Rumus hukum penurunan titik beku:
ΔTf = Kf . m
ΔTf : penurunan titik beku larutan
Kf : konstanta kriometrik pelarut
m : molalitas larutan (jumlah mol zat terlarut per kilogram pelarut)
Selengkapnya tentang penurunan titik beku dan contoh soalnya dapat dilihat  disini .

Peningkatan Titik Didih (Boiling point elevation)

Ketika zat terlarut dilarutkan dalam pelarut, titik didih larutan akan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni. Hal ini disebabkan oleh adanya tekanan osmotik yang mencegah pelarut menguap pada suhu yang lebih rendah. Seperti pada penurunan titik beku, peningkatan titik didih juga bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan.

Rumus hukum peningkatan titik didih:
ΔTb = Kb . m
ΔTb : peningkatan titik didih larutan
Kb : konstanta ebullioskopik pelarut
m : molalitas larutan (jumlah mol zat terlarut per kilogram pelarut)
Selengkapnya tentang kenaikan titik didih dan contoh soalnya dapat dilihat  disini .

Tekanan Osmosis (Osmotic pressure)

Osmosis adalah peristiwa difusi pelarut melalui sebuah membran semipermeabel dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat. Ketika ada perbedaan konsentrasi zat terlarut di kedua sisi membran, tekanan osmosis akan muncul. Tekanan osmosis ini akan mengakibatkan aliran air dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat sampai mencapai kesetimbangan.

Tekanan osmosis juga berkaitan dengan molalitas larutan. Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut (molalitas) dalam larutan, semakin tinggi pula tekanan osmosisnya.

Selengkapnya tentang tekanan osmosis dan contoh soalnya dapat dilihat  disini .

Penurunan Tekanan Uap (Vapor pressure lowering)

Tekanan uap larutan adalah tekanan yang dihasilkan oleh uap pelarut di atas permukaan larutan. Ketika zat terlarut ditambahkan ke pelarut, tekanan uap larutan akan lebih rendah dibandingkan tekanan uap pelarut murni pada suhu yang sama. Hal ini karena adanya penurunan jumlah molekul pelarut yang berada di permukaan larutan, sehingga frekuensi tumbukan dan keluar-masuknya molekul-molekul pelarut menjadi berkurang.

Penurunan tekanan uap larutan juga berkaitan dengan molalitas larutan. Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut (molalitas) dalam larutan, semakin besar penurunan tekanan uapnya.

Selengkapnya tentang penurunan tekanan uap dan contoh soalnya dapat dilihat  disini .

Dalam kesimpulannya, sifat koligatif larutan bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan (molalitas), bukan tergantung pada jenis zat terlarut itu sendiri. Fenomena ini memiliki aplikasi yang luas, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berbagai industri. Contohnya, penambahan garam pada jalan beku untuk mencegah pembentukan es, penambahan antifreeze dalam cairan pendingin mobil untuk menghindari pembekuan, serta penggunaan larutan infus dalam bidang medis untuk menjaga keseimbangan osmotik tubuh.

Mungkin Anda juga menyukai