Alternatif Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Asesmen Awal

Alternatif pendekatan pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran dapat dilakukan pendidik adalah sebagai berikut:

Alternatif 1: Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran, peserta didik di kelas yang sama dibagi menjadi dua atau lebih kelompok menurut capaian belajar mereka, dan keduanya diajarkan oleh guru yang sama atau disertai guru pendamping/asisten. Selain itu, satuan pendidikan juga menyelenggarakan program pelajaran tambahan untuk peserta didik yang belum siap untuk belajar sesuai dengan fase di kelasnya

Alternatif 2: Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran, peserta didik di kelas yang sama dibagi menjadi dua atau lebih kelompok menurut capaian belajar mereka, dan keduanya diajarkan oleh guru yang sama atau disertai guru pendamping/asisten.

Alternatif 3: Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran, pendidik mengajar seluruh peserta didik di kelasnya sesuai dengan hasil asesmen tersebut. Untuk sebagian kecil peserta didik yang belum siap, pendidik memberikan pendampingan setelah jam pelajaran berakhir.

Pendidik dan satuan pendidikan dapat memilih strategi pembelajaran sesuai dengan tahap capaian peserta didik dari tiga alternatif pilihan di atas maupun merancang sendiri pendekatan yang akan digunakannya. Namun demikian, hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi menurut kesiapan peserta didik tersebut adalah bahwa pengelompokan peserta didik berdasarkan capaian atau hasil asesmen tidak mengarah pada terbentuknya persepsi tentang pengkategorian peserta didik ke dalam kelompok yang “pintar” dan tidak. Terbentuknya kelompok “unggulan” hingga kelompok yang dinilai paling rendah kemampuannya dapat menyebabkan diskriminasi terhadap peserta didik. Mereka yang ditempatkan pada kelompok yang paling marginal akan cenderung menilai diri mereka sebagai individu yang tidak memiliki kemampuan untuk belajar sebagaimana teman-temannya yang lain. Demikian pula pendidik sering tanpa sadar memiliki harapan atau ekspektasi yang rendah terhadap peserta didik yang sudah dianggap kurang berbakat atau kurang mampu secara akademik. Akibatnya, mereka akan terus terpinggirkan.

Pendekatan pembelajaran yang tepat dapat dipilih berdasarkan hasil asesmen awal siswa. Asesmen awal digunakan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan, keterampilan, dan kebutuhan individu siswa. Berikut adalah beberapa alternatif pendekatan pembelajaran berdasarkan asesmen awal:

Pendekatan Individualisasi: Jika asesmen awal mengungkapkan perbedaan besar dalam tingkat pemahaman atau keterampilan antara siswa, pendekatan individualisasi bisa menjadi pilihan. Guru dapat merancang rencana pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa. Ini bisa termasuk pemberian materi tambahan kepada siswa yang membutuhkannya atau memberikan tugas yang lebih menantang kepada siswa yang lebih mahir.

Pendekatan Kelompok Kecil: Jika asesmen awal menunjukkan bahwa beberapa siswa memiliki tingkat kemampuan yang serupa, mereka dapat dikelompokkan bersama untuk bekerja dalam kelompok kecil. Pendekatan ini memungkinkan guru untuk memberikan bimbingan yang lebih terfokus dan relevan kepada setiap kelompok.

Pendekatan Diferensiasi: Diferensiasi mengacu pada pengajaran yang disesuaikan dengan berbagai gaya belajar, tingkat pemahaman, dan minat siswa. Guru dapat menggunakan berbagai strategi pengajaran yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan beragam siswa dalam satu kelas.

Pendekatan Percepatan atau Perluasan: Jika asesmen awal mengungkapkan bahwa beberapa siswa sudah memiliki pemahaman yang lebih mendalam dalam topik tertentu, mereka dapat diberikan kesempatan untuk memperdalam pengetahuan mereka dengan materi tambahan atau proyek-proyek yang lebih lanjut.

Pendekatan Remedial: Jika asesmen awal mengungkapkan kelemahan dalam pemahaman atau keterampilan tertentu, pendekatan remedial dapat digunakan. Guru dapat menyusun rencana pembelajaran khusus yang membantu siswa mengatasi kelemahan mereka dan mencapai tingkat pemahaman yang diharapkan.

Pendekatan Campuran (Blended Approach): Pendekatan campuran menggabungkan elemen-elemen dari berbagai pendekatan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan beragam siswa dalam kelas. Guru dapat menggunakan pengajaran berbasis proyek, kerja kelompok, dan pembelajaran mandiri dalam satu rencana pembelajaran yang seimbang.

Pendekatan Berbasis Masalah: Jika asesmen awal menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik, pendekatan berbasis masalah dapat digunakan. Siswa diberikan masalah yang menantang dan diharapkan untuk mencari solusinya dengan bimbingan guru.

Pendekatan Berbasis Keterampilan: Jika asesmen awal menunjukkan bahwa siswa memiliki keterampilan tertentu yang perlu ditingkatkan, seperti keterampilan komunikasi atau berpikir kritis, guru dapat merancang pembelajaran yang fokus pada pengembangan keterampilan tersebut.

Pilihan pendekatan pembelajaran harus selalu didasarkan pada hasil asesmen awal yang cermat. Ini akan membantu guru menyusun rencana pembelajaran yang efektif dan memungkinkan siswa mencapai potensi maksimal mereka.

Mungkin Anda juga menyukai