Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan sebagai berikut.
- Disusun dalam rentang waktu satu tahun, tidak terpotong di tengah jalan.
- Sesuai karakteristik dan kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran oleh pakar mata pelajaran, termasuk pendidik yang mahir dalam mata pelajaran tersebut. Pada pendidikan khusus, guru dapat menggunakan tujuan lintas kelas saat menyusun alur pembelajaran, pendidik mengacu kepada hasil asesmen terkait kondisi dan kebutuhan peserta didik.
- Harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran, dan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara seperti yang diuraikan pada tabel di bawah ini (Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009).
Cara-Cara Menyusun Tujuan Pembelajaran Menjadi Alur Tujuan Pembelajaran
Pengurutan dari yang Konkret ke yang Abstrak | Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh: memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut (abstrak) |
Pengurutan Deduktif | Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh: mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional |
Pengurutan dari Mudah ke yang lebih Sulit | Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang |
Pengurutan Hierarki | Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh: peserta didik perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian |
Pengurutan Prosedural | Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu peserta didik untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh: dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak statistik |
Scaffolding | Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh: dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika peserta didik mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, peserta didik dapat berenang sendiri |
Berikut ini adalah ilustrasi pemetaan alur tujuan pembelajaran dalam satu tahun ajaran. Setiap kotak tujuan pembelajaran merupakan hasil perumusan tujuan pembelajaran yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya dan alur tujuan pembelajaran adalah tujuan-tujuan pembelajaran yang telah disusun. Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik perlu berkolaborasi dengan pendidik lain yang mengajar dalam tahun yang sama agar tujuan pembelajarannya berkesinambungan.
Pada PAUD, esensi alur tujuan pembelajaran adalah perencanaan pembelajaran yang mempertimbangkan laju perkembangan anak agar dapat mencapai kompetensi dalam satu tahun ajaran.
ContohPendidik menentukan alur tujuan pembelajaran hasil analisis Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA SMP Kelas IX, menjadi alur tujuan pembelajaran berikut ini.
- Memahami hubungan sistem reproduksi manusia dan gangguannya dengan pola hidup sehat.
- Memahami konsep pewarisan sifat dalam pemuliaan dan kelangsungan makhluk hidup .
- Menganalisis penerapan teknologi pada sistem perkembangbiakan dan reproduksi tumbuhan dan hewan.
- Menerapkan konsep bioteknologi dan perannya dalam kehidupan manusia.
- Menganalisis proses dan produk teknologi ramah lingkungan untuk keberlanjutan kehidupan.
- Menerapkan konsep listrik statis dan dinamis, serta gejala dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk kelistrikan pada sistem saraf dan hewan yang mengandung listrik.
- Menerapkan konsep kemagnetan dan elektromagnetik, serta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk pada pergerakan/navigasi hewan untuk mencari makanan dan migrasi.
- Memahami hubungan sifat fisika dan kimia tanah, organisme yang hidup dalam tanah, dengan pentingnya tanah untuk keberlanjutan kehidupan.
- Memahami hubungan konsep partikel materi (atom, ion, molekul), struktur zat sederhana dengan sifat bahan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, serta dampak penggunaannya terhadap kesehatan manusia.
Daftar Pustaka
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (2022), Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah.