Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL)

Model pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) atau Pembelajaran Berbasis Penyelidikan merupakan metode pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa. Dalam IBL, siswa tidak hanya menerima informasi secara pasif dari guru, tetapi mereka secara aktif terlibat dalam proses belajar dengan merumuskan pertanyaan, mengumpulkan data, menganalisis informasi, dan menarik kesimpulan.

Model ini berorientasi pada masalah, di mana siswa dihadapkan pada pertanyaan atau masalah yang menarik untuk mereka selidiki. Melalui proses penyelidikan ini, siswa belajar secara mandiri dan mengembangkan berbagai keterampilan penting, seperti berpikir kritis, menganalisis informasi, komunikasi, kolaborasi, dan belajar mandiri.

IBL menggunakan pendekatan “student-driven”, artinya guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam penyelidikan mereka. Guru membantu siswa merumuskan pertanyaan yang baik, menyusun rencana investigasi, dan menilai temuan mereka. Dengan menerapkan IBL, siswa tidak hanya menghafal fakta, tetapi juga memahami konsep secara mendalam dan mampu menerapkan pengetahuan tersebut dalam situasi yang berbeda.

Ciri-ciri IBL

  • Berpusat pada siswa: Siswa bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
  • Berorientasi pada masalah: Pembelajaran dimulai dengan masalah atau pertanyaan yang menarik bagi siswa.
  • Penemuan: Siswa menemukan pengetahuan mereka sendiri melalui penyelidikan dan pemecahan masalah.
  • Keterampilan berpikir kritis: Siswa belajar untuk berpikir kritis dan menganalisis informasi.
  • Keterampilan komunikasi: Siswa belajar untuk berkomunikasi secara efektif secara lisan dan tertulis.
  • Keterampilan kolaborasi: Siswa belajar untuk bekerja sama dengan orang lain.

Langkah-langkah IBL

Sintak atau langkah-langkah dalam model pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) secara umum dapat dibagi menjadi 6 tahap, yaitu:

Orientasi
  • Guru menciptakan suasana yang kondusif dan membangkitkan minat siswa terhadap topik pembelajaran.
  • Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaat yang akan diperoleh siswa.
  • Guru menyajikan gambaran umum tentang topik pembelajaran dan memperkenalkan pertanyaan atau masalah yang akan diselidiki siswa.
Formulasi Hipotesis
  • Siswa secara individu atau kelompok merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang ingin mereka jawab terkait dengan topik pembelajaran.
  • Siswa membahas dan mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan guru dan teman sekelas.
  • Siswa merumuskan hipotesis sebagai jawaban sementara atas pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka ajukan.
Pengumpulan Data
  • Siswa merencanakan bagaimana mereka akan mengumpulkan data untuk menguji hipotesis mereka.
  • Siswa menggunakan berbagai sumber informasi, seperti buku, internet, eksperimen, observasi, dan wawancara untuk mengumpulkan data.
  • Guru membimbing dan memfasilitasi siswa dalam proses pengumpulan data.
Analisis Data
  • Siswa mengorganisasikan data yang telah mereka kumpulkan.
  • Siswa menganalisis data dengan menggunakan berbagai metode, seperti tabel, grafik, dan statistik.
  • Siswa mencari pola dan makna dalam data yang telah mereka analisis.
Penarikan Kesimpulan
  • Siswa membandingkan hasil analisis data dengan hipotesis yang mereka rumuskan sebelumnya.
  • Siswa menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data.
  • Siswa mendiskusikan kesimpulan mereka dengan guru dan teman sekelas.
Komunikasi
  • Siswa menyampaikan hasil penyelidikan mereka kepada orang lain, baik secara lisan maupun tertulis.
  • Siswa membuat presentasi, laporan, atau karya tulis lainnya untuk mengkomunikasikan temuan mereka.
  • Guru memberikan umpan balik dan penilaian terhadap presentasi atau karya tulis siswa.
Catatan:

Sintak IBL dapat dimodifikasi dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa, kompleksitas topik pembelajaran, dan sumber daya yang tersedia. Peran guru dalam IBL adalah sebagai fasilitator, bukan sebagai pengajar tradisional. Tujuan utama IBL adalah untuk membantu siswa belajar secara mandiri, berpikir kritis, dan memecahkan masalah.

Manfaat IBL

  • Meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa.
  • Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah siswa.
  • Meningkatkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi siswa.
  • Membantu siswa untuk belajar secara mandiri.
  • Mempersiapkan siswa untuk dunia nyata.

Contoh IBL:

  • Siswa menyelidiki berbagai jenis ekosistem untuk mempelajari tentang keanekaragaman hayati.
  • Siswa melakukan percobaan untuk mempelajari tentang hukum gerak Newton.
  • Siswa mewawancarai orang-orang di komunitas mereka untuk mempelajari tentang sejarah lokal.

Penerapan IBL di Indonesia

IBL telah diterapkan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendukung penerapan IBL di sekolah-sekolah. Semakin banyak guru yang mulai menggunakan IBL di kelas mereka.

Tantangan IBL

  • Membutuhkan persiapan yang matang dari guru.
  • Membutuhkan waktu dan sumber daya yang lebih banyak.
  • Membutuhkan perubahan pola pikir siswa.
  • Membutuhkan penilaian yang berbeda.

Meskipun ada beberapa tantangan, IBL adalah model pembelajaran pada kurikulum merdeka yang efektif yang dapat membantu siswa untuk belajar dengan lebih baik.

 

Mungkin Anda juga menyukai