Penilaian Pengetahuan Dan Pengembangan Soal Hots

Penilaian pengetahuan adalah suatu proses penting yang digunakan untuk mengukur pemahaman, kecerdasan, dan tingkat penguasaan seseorang terhadap berbagai konsep, informasi, dan keterampilan yang telah mereka pelajari dalam suatu bidang atau disiplin ilmu tertentu. Proses ini melibatkan evaluasi secara menyeluruh dan objektif terhadap pengetahuan yang dimiliki individu, dengan tujuan untuk menentukan sejauh mana mereka telah menginternalisasi dan mampu menerapkan konsep-konsep yang relevan.

Penilaian pengetahuan dapat dilakukan melalui berbagai metode, mulai dari ujian tertulis, tugas proyek, presentasi, hingga diskusi kelompok. Tujuan dari penilaian ini adalah untuk memberikan umpan balik yang jelas dan obyektif kepada individu yang dinilai, serta memberikan informasi kepada pengajar atau pemberi tugas tentang sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai.

Dalam penilaian pengetahuan, penting untuk memperhatikan kriteria penilaian yang jelas dan terukur, sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang akurat tentang tingkat pemahaman individu. Kriteria tersebut dapat mencakup pemahaman konsep, kemampuan menerapkan pengetahuan dalam situasi nyata, kreativitas, kejelasan dan keberanian berpikir, serta kemampuan untuk menganalisis dan mensintesis informasi.

Selain itu, penilaian pengetahuan juga perlu mempertimbangkan konteks sosial dan budaya di mana individu berada, serta memperhatikan keberagaman cara pandang dan pemahaman yang mungkin dimiliki oleh individu tersebut. Dengan demikian, penilaian pengetahuan yang baik haruslah inklusif, adil, dan memperhatikan keragaman individu, sehingga tidak ada diskriminasi atau bias yang mungkin terjadi dalam proses penilaian.

Perlu diingat bahwa penilaian pengetahuan seharusnya bukan hanya sebagai alat untuk memberikan peringkat atau mengkategorikan individu, tetapi juga sebagai sarana untuk mendorong perkembangan dan pertumbuhan berkelanjutan. Oleh karena itu, hasil penilaian tersebut sebaiknya digunakan untuk memberikan umpan balik konstruktif dan bimbingan yang memungkinkan individu untuk terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka.

Secara keseluruhan, penilaian pengetahuan adalah proses yang kompleks dan penting dalam pendidikan, yang melibatkan evaluasi objektif terhadap pemahaman dan penguasaan individu terhadap pengetahuan yang telah mereka pelajari. Dengan pendekatan yang inklusif, adil, dan memberikan umpan balik yang konstruktif, penilaian pengetahuan dapat berperan sebagai alat yang efektif dalam mendorong perkembangan intelektual dan pertumbuhan individu.

Permendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) memuat bahwa rujukan SKL adalah Bloom Taxonomy yang pertama kali dikenalkan oleh sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956 dan dikembangkan lebih lanjut oleh Anderson and Krathwol pada tahun 2001. Bloom Taxonomy mengkategorikan capaian pembelajaran menjadi tiga domain, yaitu dimensi pengetahuan yang terkait dengan penguasaan pengetahuan, dimensi sikap yang terkait dengan penguasaan sikap dan perilaku, serta dimensi ketrampilan yang terkait dengan penguasaan ketrampilan. Dimensi pengetahuan diklasifikasikan menjadi faktual, konseptual, prosedural, serta metakognitif. Dimensi proses kognitif ini tersusun secara hirarkis mulai dari mengingat (remembering), memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis (analyzing), menilai (evaluating), dan mengkreasi (creating).

Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan penilaian pengetahuan dalam panduan ini adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur proses dan hasil pencapaian kompetensi peserta didik yang berupa kombinasi penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir) mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.

Dimensi pengetahuan yang dinilai beserta contohnya tampak dalam Tabel di bawah ini (Anderson, et.al., 2001).

Jenis dan Sub JenisContoh
A. PENGETAHUAN FAKTUAL: Elemen-elemen dasar yang harus diketahui peserta didik untuk mempelajari suatu ilmu atau menyelesaikan masalah di dalamnya
  1. Pengetahuan tentang terminologi
  2. Pengetahuan tentang detail elemen yang spesifik
Kosakata teknis, simbol-simbol, musik, legenda peta, sumber daya alam pokok, sumber-sumber informas yang reliabel

 

B. PENGETAHUAN KONSEPTUAL Hubungan-hubungan antar elemen dalam sruktur besar yang mermungkinkan elemennya berfungsi secara bersama-sama.
  1. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori
  2. Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi
  3. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur
Bentuk-bentuk badan usaha; periode waktu geologi, Rumus Pythagoras, hukum permintaan dan penawaran, Teori Evolusi, struktur pemerintahan desa.

 

 

C. PENGETAHUAN PROSEDURAL Pengetahuan tentang bagaimana (cara) melakukan sesuatu, mempraktekkan metode-metode penelitian, dan kriteria-kriteria untuk menggunakan keterampilan, algoritma, dan metode
  1. Pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritma
  2. Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu
  3. Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang tepat
Keterampilan melukis dengan cat air, algoritma pembagian seluruh bilangan, teknik wawancara, penerapan metode ilmiah dalam pembelajaran, kriteria untuk menentukan kapan harus menerapkan prosedur hukum newton, kriteria yang digunakan untuk menilai fisibilitas metode.

 

 

 

D. PENGETAHUAN METAKOGNITIF Metakognitif merupakan kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri (Flavel,1979). Sementara menurut Matlin (1994), metakognitif adalah “knowledge and awareness about cognitive processes – or our thought about thinking”. Jadi metakognitif adalah suatu kesadaran tentang kognitif kita sendiri, bagaimana kognitif kita bekerja serta bagaimana mengaturnya. Kemampuan ini sangat penting terutama untuk keperluan efisiensi penggunaan kognitif kita dalam menyelesaikan masalah. Secara ringkas metakognitif dapat diistilahkan sebagai “thinking about thinking”. Pengetahuan metakognitif meliputi pengetahuan strategik, pengetahuan tugas-tugas berpikir (kognitif) dan pengetahuan pribadi.
  1. Pengetahuan strategis
  2. Pengetahuan tentang tugas-tugas
  3. Pengetahuan diri

 

Pengetahuan tentang suatu skema untuk mengetahui struktur suatu pokok bahasan dalam buku teks, pengetahuan tentang penggunaan metode penemuan atau pemecahan masalah. Pengetahuan tentang berbagai tes kognitif yang dibuat oleh pendidik, pengetahuan tentang beragam tugas kognitif Pengetahuan bahwa diri sendri kuat dalam mengkritis esay namun lemah dalam menulis esay, Pengetahuan tentang tingkat pengetahuan yang dimiliki diri sendri

Karena semua rumusan kompetensi dasar maupun indikator atau tujuan pembelajaran selalu terdiri atas proses kognitif, yang ditunjukkan dengan kata kerja operasional, dan dimensi pengetahuan, penilaian (kategori-kategori) pengetahuan tidaklah mungkin dilakukan tanpa menyertakan bagaimana pengetahuan tersebut digunakan dengan beragam proses kognitif.

Mungkin Anda juga menyukai