Penilaian Sikap Dan Pengembangan Soal HOTS

Penilaian sikap dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik. Penilaian belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik yang meliputi aspek: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.  Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik, sedangkan penilaian keterampilan dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu. Penilaian hasil belajar oleh pendidik ini bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Penilaian berorientasi HOTS bukanlah sebuah bentuk penilaian yang baru bagi guru dalam melakukan penilaian. Tetapi penilaian berorientasi HOTS ini memaksimalkan keterampilan guru dalam melakukan penilaian. Guru dalam penilaian ini harus menekankan pada penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang bisa meningkatkan keterampilan peserta didik dalam proses pembelajaran berorientasi HOTS.

Menurut Marzano & Pickering, 1997 (dalam Afandi dan Sajidan, 2017:117-118) terdapat lima dimensi belajar sebagai berikut.

Dimensi BelajarPeran Guru dalam Dimensi Belajar
Sikap dan Persepsi

Membantu siswa mengembangkan sikap dan persepsi positif tentang iklim belajar di kelas

  • perasaan diterima baik oleh guru maupun teman sebaya
  • percaya diri dan sikap menerima orang lain

Membantu siswa mengembangkan sikap dan persepsi positif tentang tugas-tugas belajar di kelas

  • menerima tugas sebagai suatu hal yang menarik dan bernilai
  • mempercayai kemampuan untuk menyelesaikan tugas
  • memahami tugas dengan jelas
Memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan

Membantu siswa memperoleh pengetahuan deklaratif

  • mengkinstruk makna pengetahuan deklaratif
  • mengorganisasikan pengetahuan deklaratif
  • menyimpan pengetahuan deklaratif

membantu siswa memperoleh pengetahuan prosedural

  • mengkonstruk model pengetahuan prosedural
  • mempertajam pengetahuan prosedural
  • menginternalisasikan pengetahuan prosedural
Memperluas dan menyaring pengetahuan

Membantu siswa mengembangkan proses panalaran kompleks

  • membandingkan
  • mengklasifikasikan
  • mengabstraksikan
  • penalaran induktif
  • penalaran deduktif
  • mengkonstruksi
  • menganalisis kesalahan
  • menganalisis perspektif
Menggunakan pengetahuan secara bermakna

Membantu siswa mengembangkan proses penalaran kompleks

  • membuat keputusan
  • memecahkan masalah
  • invention
  • penemuan eksperimental
  • investigasi
  • analisis sistem
Habits of minds (perilaku berpikir)Membantu siswa mengembangkan perilaku berpikir produktif. Mendorong dimensi-dimensi perilaku berpikir
berpikir kritis

  • melihat keakuratan
  • melihat kejelasan
  • berpikir terbuka
  • menekan sikap impulsive
  • menempatan diri dalam situasi
  • merespon secara tepat perasaan dan tingkat pengetahuan orang lain

berpikir kreatif

  • tekun
  • mendorong pengetahuan dan kemampuan sampai batas akhir
  • menghasilkan, percaya dan menata standar evaluasi diri sendiri
  • keluar dari batasan standar yang ditetapkan

pengaturan diri dalam berpikir

  • memonitor pemikiran sendiri
  • merencanakan secara tepat kegiatan berpikir
  • mengidentifikasi dan menggunakan sumber daya yang dimiliki
  • merespon umpan balik secara tepat
  • mengevaluasi efektivitas tindakan
Ditinjau dari dimensi belajar maka belajar mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu guru harus mengembangkan pembelajaran yang mencakup semua ranah tersebut mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun penilaiannya. Pada penilaian sikap diasumsikan bahwa setiap peserta didik memiliki perilaku yang baik.
Perilaku menonjol (sangat baik atau perlu bimbingan) yang dijumpai selama proses pembelajaran dapat ditulis dalam bentuk jurnal atau catatan pendidik.
Penilaian sikap mengacu pada dua aspek kompetensi sikap yaitu:

  1. Sikap spiritual mengacu pada Kompetensi Inti-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
  2. Sikap sosial mengacu pada Kompetensi Inti-2: menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Komponen sikap spiritual dan sikap sosial yang akan dikembangkan juga dikaitkan dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang meliputi: religiositas, nasionalisme, integritas, kemandirian, dan gotong royong.

Nilai spiritual dan sosial merupakan sub-sub nilai yang terkandung dalam PPK, seperti :

   Religiositas   Nasionalisme   Kemandirian
  • cinta damai
  • toleransi
  • menghargai
  • perbedaan agama
  • teguh pendirian
  • percaya diri
  • kerja sama lintas agama
  • anti perundungan dan kekerasan
  • persahabatan
  • ketulusan
  • tidak memaksakan kehendak
  • melindungi yang kecil tersisih dll

 

  • apresiasi budaya bangsa sendiri
  • menjaga kekayaan budaya bangsa
  • rela berkorban
  • unggul dan berprestasi
  • cinta tanah air
  • menjaga lingkungan
  • taat hukum
  • disiplin
  • menghormati
  • keragaman budaya, suku, dan agama.
  • dll

 

 

 

  • etos kerja (kerja keras)
  • tangguh tahan banting
  • daya juang
  • profesional
  • kreatif
  • keberanian
  • pembelajar sepanjang hayat
  • dll

 

 

 

   Gotong Royong   Integritas
  • menghargai
  • kerjasama
  • inklusif
  • komitmen atas keputusan bersama
  • musyawarah mufakat
  • tolong menolong
  •  solidaritas
  • empati
  • anti diskriminasi
  • anti kekerasan
  • sikap kerelawanan dll

 

  • cinta pada kebenaran
  • setia
  • komitmen
  • moral
  • anti korupsi
  • keadilan
  • tanggungjawab
  • keteladanan
  • menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas)
  • dll

 

 

Penilaian sikap dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran yang dirancang dari KD yang berasal dari KI-3 dan KI-4 yang berpasangan. Misalnya, penilaian kegiatan pembelajaran mengamati gambar. Pada kegiatan tersebut, guru dapat melakukan penilaian sikap ketika siswa mengamati gambar. Sikap yang dinilai misalnya karakter mandiri yaitu sub karakter kerja keras, kreatif, disiplin, dan berani.

Teknik penilaian sikap pada Kurikulum 2013 meliputi: observasi, wawancara, catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian tertentu (incidental record) sebagai unsur penilaian utama. Hasil observasi guru terhadap sikap siswa yang menonjol (positif maupun negatif) saat pembelajaran dicatat dalam jurnal harian.  Pengamatan sikap dilakukan oleh guru pada saat pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi pada berpikir tingkat tinggi.

Tindak lanjut berfungsi untuk mendeteksi siswa yang perlu pembinaan sikap berdasarkan catatan sikap yang negatif. Pembinaan dilakukan untuk memperbaiki sikap yang tercatat kurang, sampai siswa mempunyai perilaku yang baik.

Selain jurnal, dalam proses penilaian sikap, guru dapat membuat format penilaian diri dan penilaian antar teman. Penilaian diri merupakan bentuk penilaian yang meminta peserta didik untuk mengemukakan sikap dan perilaku yang positif dan negatif dari dirinya. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Penilaian antarteman merupakan bentuk penilaian yang meminta peserta didik untuk saling menilai sikap dan perilaku keseharian temannya. Penilaian diri dan antar teman berfungsi sebagai alat konfirmasi terhadap penilaian yang dilakukan oleh pendidik.

Penilaian antarteman paling baik dilakukan pada saat peserta didik melakukan kegiatan berkelompok. Instrumen penilaian antar teman dapat berupa lembar penilaian antar teman yang berisi “butir-butir pernyataan sikap positif yang diharapkan” dengan kolom “YA” atau “TIDAK” atau dengan skala likert.

Sumber: Setiawati, M.Pd. Wiwik., Asmira, MT. OKtavia., Ariyana, MT. Yoki., dkk. (2019). Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thinking Skills. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mungkin Anda juga menyukai