Kolaborasi Layanan Bimbingan dan Konseling

Penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling sebagai bagian dari proses pendidikan di sekolah memiliki peran yang sangat signifikan untuk mewujudkan capaian layanan, yaitu mencapai tugas perkembangan secara optimal, mandiri, sukses, sejahtera, dan bahagia dalam kehidupan peserta didik. Untuk meraih capaian tersebut diperlukan kolaborasi dan sinergisitas kerja antara guru bimbingan dan konseling/konselor, guru mata pelajaran, pimpinan sekolah, staf administrasi, keluarga dan masyarakat serta pihak lain yang dapat membantu kelancaran dalam pemenuhan kebutuhan peserta didik pada setiap tahapan perkembangan diri yang utuh dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.

Capaian layanan pada setiap fase perkembangan peserta didik diwujudkan melalui berbagai kegiatan kolaborasi dengan pihak lain. Guru bimbingan dan konseling tak dapat menjalankan peran itu seorang diri. Pelayanan bimbingan dan konseling secara terpadu menjadi upaya kolaborasi dan terintegrasi dengan seluruh kegiatan pendidikan di sekolah dan melibatkan personel sekolah yang terkait. Kolaborasi yang sinergi dapat dilakukan mulai dari tahap awal perencanaan hingga evaluasi akhir seluruh kegiatan.

Perencanaan Program BK

  1. Kolaborasi dengan wali kelas dalam menentukan waktu yang tepat untuk melakukan pengumpulan data pribadi peserta didik di kelas tersebut (terutama sekolah yang tidak memiliki jam tatap muka di kelas, maka kolaborasi dengan wali kelas menjadi solusi terbaik)
  2. Kolaborasi dalam melengkapi prestasi akademik peserta didik di kelas tersebut
  3. Kolaborasi dengan bagian/bidang kesiswaan dalam menggali data prestasi non akademik seperti lomba-lomba dan kegiatan lainnya
  4. Merencanakan program kegiatan berdasarkan hasil analisis kebutuhan (analisis konteks) seluruh peserta didik
  5. Program layanan BK disusun untuk memenuhi Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling.
  6. Program layanan bimbingan dan konseling yang disusun dengan merujuk pada Visi dan Misi Sekolah

Pengorganisasian Layanan BK

Tujuan utama dalam pengorganisasian layanan bimbingan dan konseling agar program dapat berjalan dengan baik, lancar, efisien dan efektif. Beberapa aspek yang memerlukan keterlibatan dan kolaborasi dalam pengorganisasian program bimbingan dan konseling adalah:

  1. sumber daya manusia di sekolah;
  2. prasarana dan sarana pelayanan bimbingan dan konseling; dan
  3. kerjasama pelayanan bimbingan dan konseling dengan keluarga dan masyarakat.

Evaluasi

Evaluasi program perlu direncanakan untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program bimbingan itu mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam perencanaan evaluasi perlu adanya rancangan pada tahapan-tahapan pelayanan bimbingan dan konseling. Kolaborasi dalam melibatkan sumber data dan informasi untuk pelaksanaan evaluasi akan menjadikan sebuah hasil evaluasi yang objektif dan menjadi bahan masukan untuk tindak lanjut pada program mendatang.

Pelaksana

Personil pelaksana pelayanan BK adalah segenap unsur yang terkait di dalam organigram pelayanan bimbingan dan konseling, dimana guru BK/konselor sebagai pelaksana:

  1. Kepala sekolah;
  2. Wakil kepala sekolah;
  3. Guru BK/Konselor;
  4. Guru Mata Pelajaran;
  5. Wali kelas;
  6. Tenaga Kependidikan; dan
  7. Stakeholder yang relevan.

Implementasi

Program layanan bimbingan dan konseling yang telah disusun akan diimplementasikan secara sistematis oleh guru BK kepada peserta didik secara terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pemetaan komponen program, bagaimana cara layanan diberikan, serta strategi kegiatan dapat selenggarakan dijabarkan pada tabel dibawah ini

implementasiSetiap komponen program memiliki kekhasan dalam penyelenggaraannya, baik itu waktu, topik layanan, tim pelaksana, metode maupun strategi layanannya. Berikut ini adalah uraian dari setiap komponen layanan.

Komponen layanan dasar

Layanan dasar merupakan proses pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan.

Bimbingan klasikal (class room group guidance)
  1. Kegiatan ini merupakan kegiatan bersama yang dilakukan peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
  2. Umumnya dilakukan secara terjadwal di kelas minimal 1 JP (45 menit) untuk memberikan informasi kepada peserta didik
  3. Tema/topik yang diberikan dalam bimbingan klasikal merujuk pada capaian layanan BK yang terkait dengan tugas perkembangan peserta didik yang seyogianya telah didokumentasikan pada fase E dan F capaian layanan BK. Tema/topik dapat disampaikan oleh guru bimbingan dan konseling atau narasumber yang relevan sesuai dengan perkembangan remaja.
  4. Bimbingan klasikal diberikan pada peserta didik dalam rangka membentuk softskill yang dibutuhkan sesuai dengan SKKPD.
Bimbingan dalam skala besar (large group guidance)
  1. Kegiatan ini umumnya dilakukan untuk memberikan materi/informasi kepada peserta didik dalam jumlah besar dengan melibatkan manajemen sekolah.
  2. Umumnya dilakukan secara tentatif di ruang besar/terbuka untuk memberikan materi/informasi kepada peserta didik
  3. Tema/topik yang diberikan dalam bimbingan skala besar merujuk pada capaian layanan BK yang terkait dengan tugas perkembangan peserta didik yang seyogianya telah didokumentasikan pada fase E dan F capaian layanan BK. Tema/topik dapat disampaikan oleh guru bimbingan dan konseling atau narasumber yang relevan sesuai dengan perkembangan remaja.
  4. Bimbingan dalam skala besar diberikan pada peserta didik dalam rangka membentuk softskill yang dibutuhkan sesuai dengan SKKPD.
  5. Tema/topik yang dapat diangkat dalam pelaksanaan bimbingan dalam skala besar misalnya pemberian informasi layanan bimbingan konseling pada peserta didik kelas 10 yang sedang mengikuti masa orientasi sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, pengenalan kurikulum sekolah mencakup struktur kurikulum sekolah, profil mata pelajaran dan penilaian dalam proses pembelajaran, dan pengenalan personil sekolah, sarana dan prasarana sekolah.
Bimbingan kelompok
  1. Kegiatan ini dilakukan oleh peserta didik secara berkelompok yang terdiri atas 4-8 orang, dengan guru BK sebagai pemimpin kelompok.
  2. Tujuan kegiatan bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi peserta didik melalui dinamika kelompok untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif dan bertanggung jawab,.
  3. Bimbingan kelompok membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan actual (hangat) yang sedang dibicarakan di media massa, elektronik, sosial media dsb dan menjadi perhatian peserta didik.
  4. Berbagai tema/topik yang bisa diangkat diantaranya konsep diri positif, tips belajar efektif secara daring, komunikasi efektif melalui sosial media, Prostitusi online, cyber bullying, manajemen waktu, demo yang dilakukan oleh peserta didik.
Komponen perencanaan individual dan peminatan

Layanan perencanaan individual dan peminatan merupakan proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik dalam membuat dan mengimplementasikan rencana pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut. Strategi yang dapat dilaksanakan dalam layanan perencanaan individual dan peminatan diantaranya adalah :

kolaborasi Guru BK dengan tim kurikulum
  1. Membuat pemetaan minat peserta didik terhadap arah pilihan mata pelajaran
  2. Menyusun panduan pemilihan mata pelajaran dan pemindahan pilihan mata pelajaran
  3. Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada peserta didik tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja);
kolaborasi dengan wali kelas
  1. Kolaborasi dengan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang peserta didik seperti prestasi belajar, kehadiran, dan aspek pribadi
  2. Menciptakan lingkungan sekolah agar tercapai keadaan wellbeing bagi 33 peserta didik
  3. Mengalihtangankan peserta didik yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling
kolaborasi dengan guru mata pelajaran
  1. Membantu memecahkan masalah peserta didik yang terkait dengan mata pelajaran
  2. Membantu peserta didik menentukan pilihan mata pelajaran yang diminati dan linear dengan program studi atau jurusan yang akan dipilih di perguruan tinggi
  3. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching;
  4. Memberikan informasi tentang profile mata pelajaran yang diampu dengan bidang kerja/karir yang diminati peserta didik;
Komponen layanan responsif

Layanan responsif adalah pemberian bantuan terhadap peserta didik yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan bantuan dengan segera. Isi layanan responsif ini antara lain berkaitan dengan penanganan masalahmasalah belajar, pribadi, sosial, dan karir.

Tujuan layanan ini ialah memberikan;

  1. Intervensi terhadap peserta didik yang mengalami krisis. Peserta didik yang telah membuat pilihan yang tidak bijaksana atau peserta didik yang membutuhkan bantuan penanganan dalam bidang kelemahan yang spesifik dan
  2. Pencegahan bagi beserta didik yang berada di ambang pembuatan pilihan yang tidak bijaksana.

Bentuk kegiatan layanan responsif diantaranya adalah :

Konseling individual
  1. Konseling individual dilakukan antara guru BK atau konselor dan peserta didik/ konseli bertujuan untuk terentaskannya masalah yang dialami konseli
  2. Konseling individual dilakukan secara tatap muka. Namun dengan berkembangnya teknologi, konseling ini dapat juga dilakukan secara virtual dengan media zoom meeting, gmeet, video call ataupun internet.
Konseling kelompok
  1. Konseling kelompok adalah salah satu jenis layanan dalam bimbingan dan konseling yang beranggotakan 4-8 orang dengan guru BK atau konselor sebagai pemimpin kelompok dengan mengaktifkan dinamika kelompok agar terentaskannya permasalahan individu dalam kelompok.
  2. Konseling kelompok bertujuan:
    • terkembangkannya perasaan, pikiran, wawasan dan sikap terarah kepada tingkah laku yang bertanggung jawab, khususnya dalam bersosialisasi/ berkomunikasi
    • terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah tersebut bagi individu-individu lain peserta layanan konseling kelompok
    • Tata cara pelaksanaan konseling kelompok adalah masing-masing anggota kelompok secara bergantian mengungkap kan permasalahan yang akan dientaskan dalam kelompok, kemudian disepakati permasalahan anggota kelompok siapa yang akan dientaskan terlebih dahulu, kemudian anggota kelompok yang lain secara bergantian pula memberikan pendapat dari permasalahan anggota kelompok yang dibahas dengan memegang azas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan dan kenormatifan.
Kolaborasi dengan Orangtua

Kolaborasi dengan orang tua yang memungkinkan terjadinya saling memberi informasi, pengertian dan tukar pikiran antara konselor dengan orang tua, dalam upaya memecahkan masalah yang dihadapi. Melalui kolaborasi yang efektif dapat menciptakan kerja sama yang harmonis dengan orang tua dalam membantu peserta didik dan membangun komitmen bersama dalam menangani permasalahan konseli.

Konferensi kasus
  1. Konferensi kasus merupakan forum terbatas yang dipayakan oleh guru BK atau konselor untuk membahas suatu kasus dan arah-arah penanggulangannya
  2. Pihak yang dilibatkan biasanya yang terkait dengan penanggulangan kasus tersebut seperti guru mata pelajaran, orang tua, kepala sekolah, dsb. Tentunya pihak tersebut diharapkan memiliki komitmen yang cukup tinggi demi tertanganinya kasus dengan baik dan tuntas.
Kunjungan Rumah
  1. Kunjungan rumah merupakan upaya untuk mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan peserta didik yang menjadi tanggungjawab konselor dalam pelayanan konseling.
  2. Pihak yang dilibatkan : Wali kelas dan guru BK
  3. Tujuan :
    • diperoleh berbagai informasi atau data yang dapat digunakan untuk lebih mengefektifkan layanan konseling
    • mendorong partisipasi orangtua (dan anggota keluarga lainnya) untuk sebesar-besarnya memenuhi kebutuhan anak atau individu yang dimaksudkan
Alih Tangan Kasus
  1. Tujuan alih tangan kasus adalah agar peserta didik yang mengalami masalah yang tidak dapat ditangani oleh guru BK (diluar kewenangan guru BK) dapat dialihtangakasuskan kepada ahli dan profesional.
  2. Beberapa masalah yang dapat dialihtangankasuskan diantaranya :
    • penyakit, baik penyakit fisik ataupun mental (kejiwaan);
    • kriminalitas, dalam segala bentuknya, yang menuntut siapapun yang mengetahuinya (apalagi melakukannya) harus lapor kepada pihak berwajib;
    • psikotropika, yang di dalamnya terkait masalah kriminalitas dan penyakit;
Bimbingan Teman Sebaya
  1. Bimbingan teman sebaya adalah pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh konseli tertentu terhadap konseli lainnya dalam merealisasikan tugas-tugas perkembangan serta mengentaskan masalah-masalah yang dihadapi baik bidang pribadi, sosial,belajar,maupun karir.
  2. Tujuan dari bimbingan teman sebaya adalah mengembang-kan potensi peserta didik secara optimal, mengembangkan hubungan sosial, keakraban, kepedulian, dan kebersamaan teman sebaya, memotivasi konseli dalam mengentaskan permasalahan yang dihadapi, dan mengoptimalkan pelayanan bimbingan konseling di sekolah.
Komponen dukungan sistem

Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan guru bimbingan dan konseling atau konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik.

Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan sistem antara lain, (1) administrasi yang di dalamnya termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti kegiatan asesmen, kunjungan rumah, menyusun dan melaporkan program bimbingan dan konseling, membuat evaluasi, dan melaksanakan administrasi dan mekanisme bimbingan dan konseling, serta (2) kegiatan tambahan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah dan pengembangan profesi bimbingan dan konseling.

 

Mungkin Anda juga menyukai