Implementasi Pembelajaran Mendalam pada Jenjang Pendidikan

Implementasi pembelajaran mendalam memberdayakan siswa untuk membangun pemahaman yang kokoh melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep kompleks dan aplikasinya dalam konteks dunia nyata. Keberhasilan pembelajaran mendalam tercermin dalam kemampuan siswa untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan ke situasi baru dan beragam.

Bagaimana penerapannya dalam jenjang pendidikan dapat disimak pada penjelasan berikut:

Jenjang PAUD/RA atau yang sederajat
Pada jenjang PAUD/RA atau yang sederajat, PM diterapkan untuk mengembangkan sensoris dan motorik dengan pembelajaran yang mengutamakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan eksploratif dengan filosofi bermain sambil belajar melalui aktivitas permainan yang mendidik, aktivitas berbasis proyek, dan interaksi sosial. Anak PAUD/RA perlu mengembangkan kemampuan fondasi spiritual, emosional, sosial, kognitif, motorik dan karakter sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. Implementasi PM di PAUD/RA, difokuskan pada kemampuan fondasi tersebut.

Jenjang SD/MI atau yang Sederajat

Implementasi PM pada jenjang SD/MI atau yang sederajat difokuskan pada perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Untuk mencapai perkembangan optimal ketiga aspek tersebut dikembangkan sesuai kemampuan belajar bagaimana belajar. Hal ini dilakukan agar peserta didik memiliki dasar-dasar kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah.

Jenjang SMP/MTs atau yang Sederajat
Fokus PM di SMP/MTs atau yang sederajat memperkuat pemahaman konseptual, keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berkomunikasi. Pendekatan PM memanfaatkan perkembangan ini dengan mendorong peserta didik untuk tidak hanya menghafal fakta, tetapi juga memahami hubungan antar konsep dan penerapannya dalam kehidupan. Implementasi PM di SMP/MTs atau yang sederajat difokuskan pada perkembangan minat akademik, keterampilan sosial, dan bakat serta kemandirian peserta didik.
Jenjang SMA/MA atau yang Sederajat
Pembelajaran Mendalam di SMA/MA atau yang sederajat diterapkan dengan cara yang lebih kompleks, yang  encakup proyek lintas mata pelajaran dan penelitian berbasis masalah yang aktual dan kontekstual untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang meliputi: berfikir kritis, perumusan dan pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.
Implementasi PM di SMA/MA atau yang sederajat difokuskan pada pengembangan kemampuan berolah pikir, rasa, raga dan hati, serta perencanaan karier peserta didik. Di samping itu, implementasi PM SMA/MA atau yang sederajat perlu mencakup hal-hal sebagai berikut:

  1. Pilihan Karir: Model PM memberikan prediksi karir berdasarkan minat dan performa akademik.
  2. Kompetensi Pribadi: Menilai kemampuan diri, yang mencakup kemandirian, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis.
  3. Strategi Pembelajaran: Pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya.
  4. Keseimbangan Akademik dan Non-Akademik: Mengidentifikasi keselarasan antara kegiatan belajar dan ekstrakurikuler.

Jenjang SMK/MAK atau yang Sederajat

Penerapan PM di SMK/MAK atau yang sederajat diterapkan pada pengembangan kompetensi adaptif dan keterampilan vokasional yang berhubungan langsung dengan dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja (DUDIKA). Pembelajaran berbasis proyek yang aktual dan kontekstual atau penugasan lapangan yang mencerminkan tantangan dunia kerja digunakan untuk memberikan pengalaman belajar yang nyata kepada peserta didik.

Pengalaman ini dirancang untuk menyiapkan peserta didik memasuki dunia industri. Di samping itu, TEFA (teaching factory) merupakan salah satu program pembelajaran penting yang harus terjadi di setiap SMK/MAK atau yang sederajat. TEFA mendekatkan proses pembelajaran dengan kebutuhan industri. Konsep TEFA mengintegrasikan pembelajaran berbasis teori di kelas dengan praktik langsung dalam lingkungan kerja yang menyerupai industri sesungguhnya. Tujuan TEFA untuk menyiapkan lulusan SMK yang kompeten, siap kerja, dan memiliki keterampilan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

Di samping itu, implementasi PM SMK/MAK atau yang sederajat difokuskan pada penguatan kompetensi keahlian dengan empat strategi berikut:

  1. Pemetaan Kompetensi: Analisis kemampuan peserta didik berdasarkan aspek kompetensi vokasi dan hasil kerja proyek.
  2. Rekomendasi Pengembangan Diri: Pemberian saran pembelajaran sesuai dengan minat industri.
  3. Kemitraan dengan DUDIKA: Kerja sama dengan DUDIKA untuk melaksanakan program TEFA untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja.
  4. Evaluasi Produktivitas: Analisis kinerja peserta didik dalam menghasilkan produk barang dan jasa.

Jenjang SLB (Sekolah Luar Biasa)

Pada pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), PM diterapkan dengan pendekatan yang sangat individual, disesuaikan dengan kebutuhan belajar spesifik mereka. Pembelajaran lebih menekankan pada pengembangan keterampilan hidup dan keterampilan sosial, dengan menggunakan metode pembelajaran yang adaptif disertai pendampingan intensif, aktivitas indrawi, dan penggunaan teknologi asistif. Keterampilan kolaborasi, berpikir kritis, dan refleksi diri juga tetap dikembangkan dengan cara yang sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar mereka.
Di samping itu, implementasi PM di SLB didukung 5 penggunaan aspek penting:

  1.  Identifikasi Kebutuhan Spesifik: Analisis kemampuan unik peserta didik berdasarkan data visual, gerakan, atau suara.
  2. Strategi Pembelajaran Adaptif: Rekomendasi metode belajar individual, seperti pembelajaran berbasis visual untuk peserta didik dengan gangguan pendengaran.
  3. Kemampuan Motorik: Pemantauan perkembangan keterampilan motorik halus dan kasar.
  4. Pengembangan Emosi: Sistem mendeteksi tingkat kenyamanan peserta didik selama proses belajar untuk mencegah stres atau kecemasan.
  5. Penguatan Kemandirian: Menumbuhkan kepercayaan diri peserta didik untuk bersikap dan berperilaku mandiri dalam memenuhi kebutuhan untuk menjaga diri.

Pendidikan Kesetaraan Nonformal

Dalam pendidikan kesetaraan nonformal, PM diterapkan dengan cara fleksibel sesuai kebutuhan praktis peserta didik. Pembelajaran berfokus pada pengembangan kecakapan hidup, wirausaha, dan keterampilan sosial yang langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran berbasis pengalaman praktis atau proyek dapat memberikan peserta didik kesempatan untuk mengaplikasi pengetahuan yang diperoleh dalam konteks sosial mereka.

Dikutip dari Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu Untuk Semua Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia Tahun 2025

Mungkin Anda juga menyukai