Prinsip-prinsip Pembelajaran
Prinsip pembelajaran merujuk pada panduan atau aturan dasar yang mengarahkan proses pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Prinsip-prinsip ini membantu guru, instruktur, atau pembelajar untuk merancang dan melaksanakan pengalaman pembelajaran yang baik. Beberapa prinsip pembelajaran umum melibatkan pemahaman tentang bagaimana manusia belajar dan bagaimana informasi dapat disajikan dan diproses agar dapat diingat dan diterapkan.
Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif, maka pelaksanaan proses pembelajaran harus memenuhi prinsip-prinsip, berikut ini:
- Pembelajaran berfokus pada peserta didik, artinya orientasi pembelajaran terfokus kepada peserta didik. Peserta didik menjadi subyek pembelajaran, dan kecepatan belajar peserta didik yang tidak sama perlu diperhatikan.
- Menyenangkan. Peserta didik merasa aman, nyaman, betah, dan asyik mengikuti pembelajaran.
- Interaktif. Adanya hubungan timbal balik antara guru dengan peserta didik, dan antar peserta didik.
- Prinsip motivasi, yaitu dalam belajar diperlukan motivasi-motivasi yang dapat mendorong peserta didik untuk belajar. Dengan prinsip ini, guru harus berperan sebagai motivator peserta didik dalam belajar. Guru memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Peserta didik terlibat dalam setiap peristiwa belajar yang sedang dilakukan, misalnya aktif bertanya, mengerjakan tugas, dan aktif berdiskusi.
- Mengembangkan kreativitas, dan kemandirian peserta didik. Proses pembelajaran harus dapat memberikan ruang yang cukup bagi perkembangan kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.
- Pembelajaran terpadu, maksudnya pengelolaan pembelajaran dilakukan secara integratif. Semua tujuan pembelajaran berupa kemampuan dasar yang ingin dicapai bermuara pada satu tujuan akhir, yaitu mencapai kemampuan dasar lulusan.
- Memberikan penguatan dan umpan balik. Dalam situasi tertentu, guru memberikan pujian atau memperbaiki respon peserta didik. Namun tetap menjaga suasana agar peserta didik berani untuk berpendapat.
- Prinsip perbedaan individual, yaitu setiap peserta didik memiliki perbedaan-perbedaan dalam berbagai hal, seperti watak, intelegensi, latar belakang keluarga, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Dengan demikian, dalam kegiatan pembelajaran, guru dituntut memperhitungkan perbedaan-perbedaan itu. Guru memberikan pengayaan bagi peserta didik yang berkemampuan lebih dan remedial bagi peserta didik yang berkemampuan kurang atau mengalami kesulitan belajar.
- Prinsip pemecahan masalah, yaitu dalam belajar peserta didik perlu dihadapkan pada situasi-situasi bermasalah dan guru membimbing peserta didik untuk memecahkannya.
- Memanfaatkan aneka sumber belajar. Guru menggunakan berbagai sumber belajar yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan.
- Memberi keteladanan. Guru memberikan keteladanan dalam bersikap, bertindak, dan bertuturkata baik di dalam maupun di luar kelas.
- Mengembangkan kecakapan hidup. Tumbuhnya kompetensi peserta didik dalam memecahkan atau menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari, termasuk berkomunikasi dengan baik dan efektif, baik lisan maupun tulisan, mencari informasi, dan berargumentasi secara logis.
- Prinsip belajar sambil mengalami, yaitu dalam mempelajari sesuatu, apalagi yang berhubungan dengan keterampilan haruslah melalui pengalaman langsung. Seperti ketika belajar menulis, maka peserta didik harus menulis, belajar berpidato harus melalui praktik berpidato.
- Menumbuhkan budaya akademis, nilai-nilai kehidupan, dan pluralisme. Terbangunnya suasana hubungan peserta didik dan guru yang saling menerima, menghargai, akrab, terbuka, hangat, dan penuh empati, tanpa membedakan latar belakang dan status sosial ekonomi.
- Mengembangkan kerjasama dan kompetisi untuk mencapai prestasi. Guru mengembangkan kemampuan bekerjasama melalui kerja kelompok, dan kemampuan berkompetisi melalui kerja individual, untuk memperoleh hasil optimal bukan untuk saling menjatuhkan.
- Belajar tuntas (mastery learning), maksudnya pembelajaran mengacu pada ketuntasan belajar kemampuan dasar melalui pemecahan masalah. Setiap individu dan kelompok harus menuntaskan satu kemampuan dasar, baru belajar kekemampuan dasar berikutnya.
Prinsip-prinsip ini dapat bervariasi tergantung pada teori pembelajaran yang menjadi dasarnya dan konteks pembelajaran yang spesifik. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini, pengajar dapat meningkatkan efektivitas pengajaran dan pembelajaran.