Tekanan Osmotik (π)

Tekanan osmotik (π) adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan peristiwa osmosis (menghentikan aliran pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat).

Osmosis adalah peristiwa berpindahnya partikel pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat melalui membran (selaput) semipermeabel. Selaput semipermeabel adalah selaput yang mempunyai pori-pori yang hanya dapat dilewati molekul-molekul pelarut, tetapi tidak dapat dilewati molekul-molekul zat terlarut.

tekanan osmotikApabila dua jenis larutan yang berbeda konsentrasinya dipisahkan oleh suatu selaput semipermeabel, akan terdapat aliran bersih (netto) pelarut dari yang lebih encer (A) ke larutan yang lebih pekat (B). Hal ini dapat terlihat dari bertambahnya tingginya larutan yang lebih pekat (B) sedangkan tinggi larutan yang lebiih encer (A) berkurang. Tekanan ini untuk mempertahankan agar molekul air dari larutan A tidak masuk lagi ke larutan B. Tekanan inilah yang disebut tekanan osmosis.

Berdasarkan tekanan osmotik hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut dan tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut. Dengan demikian, tekanan osmotik juga merupakajn sifat koligatif larutan. Menurut Van’t Hoff, tekanan osmotik larutan-larutan encer dapat dihitung dengan rumus yang serupa dengan gas ideal, hanya saja untuk membedakan antara tekanan gas dan tekanan osmotik larutan, P diganti dengan π.
Pv = n R T menjadi π v = n R T
π = n/v R T dimana n/v = M
maka π = M R T
dengan :
π = tekanan osmotik
M = molaritas larutan
R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1K-1)
T = suhu larutan dalam K
n = jumlah mol zat terlarut
V = volume larutan (dalam liter)

Pengukuran tekanan osmotik juga dapat digunakan untuk menentukan massa molekul relatif zat, terutama untuk larutan yang sangat encer atau untuk zat yang massa molekul relatifnya sangat besar.
Jika ada dua buah larutan atau lebih dengan tekanan osmotik sama atau berbeda maka teradpat beberapa istilah pada pengukuran tekanan osmotik, antara lain:

  1. Isotonik : digunakan untuk menyatakan beberapa buah larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama.
  2. Hipertonik : digunakan untuk menyatakan suatu larutan yang tekanan osmotiknya lebih besar daripada tekana osmotik larutan lain.
  3. Hipotonik : digunakan untuk menyatakan suatu larutan yang tekanan osmotiknya lebih kecil daripada tekanan osmotik larutan lain.

contoh Soal 1
Sebanyak 18 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam air hingga volumenya 250 mL. Jika diketahui tetapan (konstanta) gas = 0,082 L atm mol-1K-1 dan suhu larutan 27oC. Tentukan tekanan osmotik larutan tersebut.

Lihat Jawaban
18 gram glukosa  = 18/180 = 0,1 mol
konsentrasi dalam 250 mL (0,25 L) = 0,1 mol/0,25 L = 0,4 M
π = M R T
π = 0,4 M . 0,082 L atm mol-1K-1 . (273 + 27)K
π = 9,84 atm
Jadi tekanan osmotik larutan tersebut = 9,84 atm.

Contoh Soal 2
Sebanyak 36 gram zat nonelektrolit dilarutkan dalam air sehingga volumenya 2 liter. Ternyata tekanan osmotik larutan tersebut 2,46 atm yang diukur pada suhu 27oC. Diketahui tetapan gas = 0,082 L atm mol-1K-1. Tentukan massa molekul relatif zat nonelektrolit tersebut.

Lihat Jawaban
36 gram zat elektrolit = 36/Mr mol
tekanan osmotik2,46 Mr = 18 . 0,082 . 300
2,46 Mr = 442,8
Mr = 180
Jadi massa molekul relatif zat nonelektrolit tersebut = 180.

Mungkin Anda juga menyukai