Prinsip Dasar Pembelajaran Berbasis Experiential Learning
Prinsip dasar pada model pembelajaran berbasis Experiential Learning (pembelajaran berdasarkan pengalaman) ada dua prinsip yang mendasar. Experiential Learning adalah pendekatan yang menempatkan pengalaman langsung di pusat proses pembelajaran. Dua prinsip dasar yang menjadi landasan kuat dari model ini adalah keterlibatan aktif peserta didik dalam pengalaman praktis dan refleksi mendalam atas pengalaman tersebut.
- Keterlibatan Aktif (Active Involvement): Prinsip pertama dari Experiential Learning adalah keterlibatan aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Ini berarti bahwa peserta didik tidak hanya mendengarkan atau membaca tentang topik tertentu, tetapi juga terlibat secara langsung dalam pengalaman yang memungkinkan mereka merasakan, melibatkan diri, dan berinteraksi dengan materi pelajaran. Aktivitas praktis seperti proyek, simulasi, eksperimen, atau diskusi kelompok memungkinkan peserta didik untuk memahami konsep secara lebih mendalam dan relevan. Keterlibatan aktif ini juga dapat meningkatkan motivasi dan minat peserta didik dalam pembelajaran, karena mereka merasa lebih terlibat dan memiliki kontrol lebih besar atas proses pembelajaran mereka.
- Refleksi Mendalam (Deep Reflection): Prinsip kedua Experiential Learning adalah pentingnya refleksi mendalam atas pengalaman yang dialami oleh peserta didik. Setelah terlibat dalam pengalaman langsung, peserta didik diminta untuk merenungkan pengalaman tersebut secara kritis. Ini bukan sekadar merinci apa yang telah terjadi, tetapi juga untuk menggali pemahaman lebih dalam tentang apa yang telah mereka pelajari, bagaimana pengalaman tersebut memengaruhi pemikiran dan perasaan mereka, dan bagaimana mereka dapat mengaitkan pengalaman tersebut dengan konsep yang lebih abstrak. Refleksi mendalam membantu memperkuat pembelajaran dengan mengaitkan pengalaman langsung dengan pemahaman konsep yang lebih mendalam. Hal ini juga mempromosikan kemampuan berpikir kritis dan analisis peserta didik.
Kombinasi dari keterlibatan aktif dan refleksi mendalam membuat Experiential Learning menjadi pendekatan yang kuat dalam pendidikan. Ini membantu peserta didik untuk mengembangkan pemahaman yang berarti, mengaitkan pengetahuan dengan konteks nyata, dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia nyata dengan lebih percaya diri dan kompeten.
Prinsip-prinsip dasar ini menekankan bahwa pembelajaran bukan hanya tentang mengumpulkan informasi, tetapi juga tentang pengalaman, pemahaman, dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengalaman Aktif: Model Experiential Learning menganggap pengalaman langsung sebagai titik awal untuk belajar. Ini bisa berupa eksperimen, proyek, simulasi, atau tugas praktis yang memungkinkan peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam pemecahan masalah atau eksplorasi konsep.
Refleksi: Proses pembelajaran ini menekankan pentingnya refleksi setelah pengalaman. Setelah terlibat dalam suatu aktivitas, peserta didik diminta untuk berhenti sejenak dan merenungkan apa yang telah mereka alami, apa yang mereka pelajari, dan bagaimana pengalaman itu dapat diterapkan dalam konteks yang lebih luas.
Abstraksi: Setelah refleksi, peserta didik mengambil apa yang mereka pelajari dari pengalaman tersebut dan menggambarkannya dalam bentuk konsep, teori, atau prinsip yang lebih abstrak. Ini membantu mereka untuk memahami konsep secara lebih mendalam.
Penerapan: Langkah terakhir dalam model ini adalah penerapan apa yang telah dipelajari dalam situasi nyata atau pengalaman selanjutnya. Dalam konteks pendidikan formal, ini bisa berarti menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam tugas atau proyek lain.