Kerangka Pembelajaran Kokurikuler

Kerangka pembelajaran kokurikuler adalah pendekatan pendidikan yang mengintegrasikan kegiatan ekstrakurikuler dengan kurikulum akademik. Tujuan utamanya adalah memberikan pengalaman belajar yang lebih holistik dan relevan bagi siswa. Ini berbeda dengan kegiatan ekstrakurikuler tradisional yang sering dianggap sebagai tambahan atau kegiatan di luar jam sekolah yang terpisah dari materi pelajaran. Dalam kerangka kokurikuler, kegiatan ini dirancang untuk mendukung dan memperdalam pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang dipelajari di kelas.

Kerangka pembelajaran kokurikuler adalah sebuah filosofi pendidikan dengan kegiatan di luar kelas sebagai bagian integral dari proses belajar-mengajar, bukan hanya sebagai pelengkap. Ini adalah pendekatan yang bertujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih lengkap dan mempersiapkan siswa tidak hanya untuk ujian, tetapi juga untuk kehidupan.

Upaya menjadikan kokurikuler sebagai ruang belajar yang benar-benar bermakna dan berdampak bagi murid, perancangannya perlu mengacu pada kerangka kerja pembelajaran mendalam. Dalam konteks ini, kerangka pembelajaran kokurikuler disusun dengan memperhatikan empat komponen penting yang saling terhubung: praktik pedagogis, lingkungan pembelajaran, kemitraan pembelajaran, dan pemanfaatan teknologi digital.

  1. Praktik Pedagogis
    Pendidik berperan sebagai aktivator, kolaborator, dan pengembang budaya belajar, yang mendampingi proses berpikir, merasakan, dan bertindak murid secara reflektif, serta melibatkan murid pengembangkan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Praktik pedagogis dalam kokurikuler mengutamakan pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu melalui pembelajaran aktif seperti model pembelajaran berbasis penyelidikan (inquiry), pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), pembelajaran berbasis masalah, dan ruang eksplorasi yang memungkinkan murid mengonstruksi pengetahuan dan membangun makna secara mandiri maupun kolaboratif.
  2. Lingkungan Pembelajaran
    Kegiatan kokurikuler mendorong pemaknaan ruang belajar yang lebih luas, tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga di luar ruang formal: area-area di dalam dan sekitar satuan pendidikan, komunitas lokal, bahkan ruang digital. Lingkungan pembelajaran yang mendukung adalah lingkungan yang aman, terbuka, inklusif, dan menghargai keberagaman cara belajar murid. Hal ini memungkinkan murid mengalami pembelaj jaran secara utuh dan kontekstual.
  3. Kemitraan Pembelajaran
    Pelaksanaan kegiatan kokurikuler melalui pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu, Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, dan/atau cara lainnya agar efektif, berkesinambungan dan berdampak masif, maka diperlukan kemitraan dengan berbagai pihak. Kemitraan dalam hal ini bisa ditinjau dari catur pusat pendidikan yaitu satuan pendidikan, keluarga, masyarakat, dan media.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *